KKN di Desa Penari: Luwih Dowo, Luwih Medeni (2022)

"V2F0ZXIgYWx3YXlzIGdvZXMgdG8gdGhlIEVhc3QsIGluIHRoZSBFYXN0IGV2ZXJ5dGhpbmcgZmxvd3MgdG9nZXRoZXIsIGZyb20gdGhlIGdvb2QgdG8gdGhlIGJhZCB0byB0 aGUgd29yc3Q=", sebuah pepatah Jawa yang diucapkan ibu Widya sesaat sebelum berangkat KKN. Pertanda bahwa ada sesuatu di desa di ujung timur. Widya, Nur, Ayu, Bima, Anton dan Wahyu tidak pernah menyangka kegiatan KKN mereka akan berujung petaka. Kerap terdengar suara gamelan dan kemunculan penari cantik mulai mengganggu Nur dan juga Widya. “Badarawuhi”, tetua desa “Mbah Buyut” menyebut nama penari yang terus menganggur Widya. Kejadian yang lebih mengerikan terjadi ketika salah satu mahasiswa KKN terjerat perjanjian dengan penari tersebut, sehingga terancam tidak bisa pulang dengan selamat dari desa yang dikenal dengan Desa Penari tersebut.